Syarat objektif sahnya perjanjian dapat ditentukan dalam :
- Pasal 1332 sampai dengan pasal 1334 Kitab Undang – Undang Hukum Perdata mengenai keharusan adanya suatu hal tertentu dalam perjanjian.
- Pasal 1335 sampai dengan Pasal 1337 Kitab Undang – Undang Hukum Perdata yang mengatur mengenai kewajiban adanya suatu sebab yang halal dalam setiap perjanjian yang dibuat oleh para pihak.
- Tentang Hal Tertentu
Kitab undang – undang hukum perdata menjelaskan maksud hal tertentu, dengan memberikan rumusan dalam Pasal 1333 Kitab Undang – Undang Hukum Perdata, secara sepintas, dengan rumusan “pokok perjanjian berupa barang yang telah ditentukan jenisnya” tampaknya KUHPer hanya menekankan pada perikatan untuk memberikan atau menyerahkan sesuatu. Namun demikian jika kita perhatikan lebih lanjut, rumusan tersebut hendak menegaskan kepada kita semua bahwa apapun jenis perikatannya, baik itu perikatan untuk memberikan sesuatu, berbuat sesuatu atau untuk tidak berbuat sesuatu, KUHPer hendak menjelaskan, bahwa semua jenis perikatan tersebut pasti melibatkan keberadaan atau eksistensi dari suatu kebendaan yang tertentu.
Syarat objektif sahnya perjanjian dapat ditentukan dalam hukum kontrak atau perjanjian, yang mengatur persyaratan yang harus dipenuhi agar suatu perjanjian dianggap sah dan mengikat antara para pihak. Syarat-syarat ini bervariasi tergantung pada jenis perjanjian yang dibuat dan hukum yang berlaku di suatu negara atau yurisdiksi. Beberapa syarat umum yang harus dipenuhi agar suatu perjanjian dianggap sah antara lain:
- Kesepakatan Para Pihak: Ada kesepakatan yang jelas dan tegas antara para pihak terkait objek perjanjian.
- Kepastian Objek: Objek perjanjian harus jelas dan pasti, serta dapat diukur, dinilai dan dikuantifikasi.
- Keabsahan Tujuan: Tujuan dari perjanjian harus sah dan tidak bertentangan dengan hukum atau kesusilaan.
- Kemampuan Hukum Para Pihak: Para pihak yang membuat perjanjian harus memiliki kapasitas hukum untuk melakukannya.
- Tata Cara yang Benar: Perjanjian harus dibuat dengan tata cara yang benar sesuai dengan hukum yang berlaku.
aJika suatu perjanjian tidak memenuhi syarat-syarat ini, maka perjanjian tersebut dapat dianggap tidak sah atau batal demi hukum, sehingga tidak mengikat antara para pihak yang terlibat dalam perjanjian tersebut.
Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan,
Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan
Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan,
Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan
Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan,
Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan, Pengacara, hukum waris, hukum perdata, hukum pidana, konslutan hukum, hak tanggungan