Beberapa Hak – Hak Khusus Para Ahli Waris
Ketentuan undang-undang yang menetapakan siapa-siapa saja yang dapat terpanggil untuk mewarisi tidaklah lengkap, apabila kepada mereka yang terpanggil untuk mewarisi tidak dilengkapi dengan peraturan untuk melaksanakan haknya dan wewenang-wewenang untuk mempertahankan hak-hak tersebut.
Sehubungan dengan itu pembentuk undang-undang melalui pasal 833 BW (untuk ahli waris testamentoir pasal 955 BW menetapkan apa saja yang dalam doktrin terkenal dengan sebutan hak saisine)
Hak Saisine
Untuk jelasnya dikutip dari pasal 833 BW, sebagai berikut:
“Sekalian ahli waris dengan sendirinya karena hukum memperoleh hak milik atas segala barang, segala hak dan segala piutang si yang meninggal”
Kata “hak saisine” berasal dari suatu pameo Prancis: “le mort saisit le vif”, yang artinya: si orang yang meninggal mendudukan si (orang yang) hidup pada tempatnya.
Pembentuk undang-undang mengungkapkan hal tersebut dengan kata-kata …. dengan sendirinya karena hukum …”
Artinya
- Para ahli waris secara otomatis, demi hukum, memperoleh kekayaan sipewaris, tanpa ia harus melakukan sesuatu perbuatan apapun, juga tidak perlu menuntut penyerahan barang-barang warisan tersebut. Bahkan seandainya si ahli waris sendiri belum mengetahui/menyadari bahwa ia mendapatkan warisan dari matinya seseorang anggota keluarga yang menjadi pewarisnya.
- Bahwa perpindahan tersebut berlaku segera, sesudah pewaris meninggal
Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga, Hukum waris dalam keluarga